stunting – Dinas Kesehatan Kota Bandung https://dinkes.pafikabbandungbarat.id Mewujudkan Bandung kota sehat yang mandiri dan berkeadilan Wed, 10 Sep 2025 00:53:54 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.7.1 https://dinkes.pafikabbandungbarat.id/wp-content/uploads/2020/07/cropped-LOGO-KOTA-BANDUNG-32x32.png stunting – Dinas Kesehatan Kota Bandung https://dinkes.pafikabbandungbarat.id 32 32 Cegah Stunting, Wujudkan Anak Bandung Sehat dan Cerdas https://dinkes.pafikabbandungbarat.id/cegah-stunting-wujudkan-anak-bandung-sehat-dan-cerdas/ Mon, 08 Sep 2025 08:51:31 +0000 https://dinkes.pafikabbandungbarat.id/?p=4819 Dinas Kesehatan Kota Bandung mengadakan pencegahan stunting sebagai fokus utama dalam pengembangan kesehatan. Melalui berbagai program ini Sony Adam menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, Dinas Kesehatan berupaya untuk melahirkan generasi yang sehat, cerdas, dan kompetitif. Acara di selenggarakan di Aula Kantor Kelurahan Gegerkalong, senin (21/07/2025).

Program Stunting masih menjadi tantangan besar dalam pengembangan kesehatan di Indonesia, terutama di Kota Bandung. Dinas Kesehatan Kota Bandung menyadari pentingnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk masa depan. Itulah mengapa pencegahan stunting menjadi bagian utama dari program kesehatan mereka. Kota Bandung berupaya membangun generasi yang sehat, cerdas, dan kompetitif melalui kolaborasi antar sektor, pendidikan masyarakat, dan peningkatan layanan kesehatan.

Berbagai langkah konkret telah dilakukan, mulai dari peningkatan cakupan imunisasi, pemberian makanan tambahan bergizi, edukasi pola asuh sehat, hingga pemantauan tumbuh kembang balita di posyandu. Selain itu, Dinas Kesehatan juga menggandeng kader kesehatan, organisasi masyarakat, serta lembaga pendidikan dalam menguatkan gerakan bersama cegah stunting.

Langkah Nyata Cegah Stunting

Dinas Kesehatan Kota Bandung telah melakukan berbagai upaya konkret, antara lain:

  • Pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin di posyandu, puskesmas, dan fasilitas kesehatan.
  • Pemberian edukasi gizi seimbang kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga balita.
  • Program pemberian makanan tambahan (PMT) bergizi untuk anak balita yang berisiko stunting.
  • Peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap untuk memperkuat daya tahan tubuh anak.
  • Kampanye pola asuh dan pola makan sehat, termasuk penguatan gerakan Isi Piringku di masyarakat.
  • Kolaborasi lintas sektor, seperti dengan PKK, kader kesehatan, lembaga pendidikan, serta organisasi masyarakat untuk memperluas jangkauan informasi dan layanan.

“Mencegah stunting merupakan investasi jangka panjang. Anak-anak yang sehat dan cerdas akan menjadi kunci bagi pembangunan nasional. Mari kita bersatu untuk menciptakan Kota Bandung yang bebas stunting demi masa depan yang lebih cerah”. kata Sony Adam

Selain dukungan pemerintah, keluarga memainkan peran penting dalam mencegah stunting. Pengasuhan yang baik, menyusui eksklusif, gizi seimbang, dan kebiasaan hidup bersih dan sehat merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan. Kita tidak dapat hanya mengandalkan pemerintah atau tenaga kesehatan. Orang tua adalah garis pertahanan pertama dalam memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang tepat dan stimulasi yang benar untuk pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, kami terus meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat.

Harapan Dinas Kesehatan Kota Bandung

Dengan berbagai program yang telah diterapkan, tingkat stunting di Kota Bandung diperkirakan akan terus menurun setiap tahunnya. Dinas Kesehatan Kota Bandung juga menekankan bahwa peningkatan kesadaran sangat penting. Mencegah stunting membantu mempersiapkan generasi mendatang yang sehat secara fisik dan mental.

( Humas Dinas Kesehatan Kota Bandung )

]]>
Dinkes dan Indomaret Jalin Kolaborasi Program Primanutri Posyandu https://dinkes.pafikabbandungbarat.id/dinkes-dan-indomaret-jalin-kolaborasi-program-primanutri-posyandu/ Thu, 09 Jun 2022 08:14:22 +0000 https://dinkes.pafikabbandungbarat.id/?p=3474 Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung dan Indomaret menjalin kolaborasi program Primanutri Posyandu bagi Posyandu di Kecamatan Batununggal, Kamis (09/06/2022) di Kiara Artha Park. Program yang didukung Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung serta Frisian Flag ini berfokus pada pemberian makanan dan minuman bernutrisi bagi balita sebagai komitmen upaya menurunkan angka stunting di Kota Bandung.

“Acara ini adalah momentum untuk kegiatan ke depannya yang akan dilaksanakan di posyandu-posyandu, khususnya wilayah dengan angka stunting paling banyak. Kegiatan tersebut juga akan kami integrasikan dengan pelayanan kesehatan difabel,” kata Kepala Dinkes Kota Bandung, Ahyani Raksanagara dalam laporannya.

Lebih lanjut, Ahyani berharap agar pelayanan posyandu bisa semakin maju dan memiliki nilai strategis guna pembangunan Kota Bandung.

Selaras dengan hal tersebut, Walikota Bandung, Yana Mulyana dan Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan yang turut hadir pada acara tersebut menyampaikan apresiasi baik bagi kerja sama ini.

“Mudah-mudahan acara ini bisa menginspirasi pengusaha lain untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan Kota Bandung pada program-program lainnya karena membangun kota membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak,” jelas Yana.

Branch Manager Indomaret, Dedi Yusup Apriadi menjelaskan pihaknya ingin berkontribusi dalam menjaga kesehatan masyarakat sebagai bagian dari kepedulian dan tanggung jawab perusahaannya kepada masyarakat di Kota Bandung. Ia pun berharap bisa terus berkolaborasi dengan Dinkes Kota Bandung melalui program-program CSR yang lain, seperti pengadaan alat kesehatan dan revitalisasi posyandu.

“Semoga Indomaret bisa terus hadir di masyarakat tidak hanya sebagai tempat belanja, tapi bisa ikut berkontribusi dalam pembangunan Kota Bandung,” tambahnya.


Pada kegiatan tersebut, sebanyak 150 peserta yang terdiri atas balita, lansia, kader kesehatan, dan anggota PKK mendapatkan bingkisan berisi makanan dan minuman bernutrisi Frisian Flag Primago serta pelayanan kesehatan gratis yang disediakan UPTD Puskesmas Ibrahim Adjie, seperti skrining kesehatan, penimbangan berat dan tinggi badan bagi balita, serta pelayanan vaksinasi booster Covid-19.

(Humas Dinas Kesehatan Kota Bandung)

]]>
Angka Stunting di Kota Bandung Turun 1,34% https://dinkes.pafikabbandungbarat.id/angka-stunting-di-kota-bandung-turun-134/ Fri, 26 Nov 2021 12:00:14 +0000 https://dinkes.pafikabbandungbarat.id/?p=3368 Angka stunting di Kota Bandung tahun 2021 turun sebanyak 1,34% dibanding tahun sebelumnya berdasarkan aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) pada bulan penimbangan balita Agustus 2021. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara pada kegiatan Aksi 7 Konvergensi Cegah Stunting: Pengukuran dan Publikasi Data Stunting Kota Bandung Tahun 2021, Jumat (26/11/2021) di Hotel Prime Park.

Sebelumnya pada tahun 2020, Kota Bandung mengalami peningkatan angka stunting sebanyak 2,40% dibandingkan tahun 2019 dengan 9.567 balita yang teridentifikasi mengalami stunting. Di tahun 2021 ini turun menjadi 7.568 balita. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu yang lama.

Ahyani menyebutkan penurunan stunting tersebut tercapai atas kerja sama dan intervensi berbagai macam pihak, baik dari aspek kesehatan maupun nonkesehatan. Lebih lanjut, ia menjelaskan dalam kondisi pandemi Covid-19 kegiatan pengukuran status gizi pada balita untuk mendeteksi risiko terjadinya stunting melalui Posyandu dihentikan sementara, sehingga menghambat proses pengumpulan data. Meski demikian, isu stunting merupakan isu prioritas yang harus dituntaskan. Oleh sebab itu, ia mengapresiasi inovasi dan komitmen yang dilakukan aparat kewilayahan dalam menyukseskan target pengumpulan pengukuran data.

“Saya berterima kasih kepada petugas di lapangan baik dari Puskesmas maupun kewilayahan yang tetap melakukan pengukuran melalui kelompok-kelompok kecil di wilayahnya masing-masing,” tambahnya.

Tujuan pengukuran ini adalah untuk mengetahui status gizi pada balita sehingga bisa dipantau, menetapkan penanganan yang tepat sejak dini, serta melakukan pengembangan program yang sesuai untuk peningkatan kesadaran dan partisipasi keluarga, pengasuh, dan masyarakat untuk menjaga pertumbuhan anak balita yang normal, misalnya dengan melakukan intervensi pada aspek pola asuh, asupan gizi, atau akses sanitasi. Hal ini memerlukan peran masyarakat sekitar bukan hanya orang tua balita tersebut.

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menegaskan bahwa meskipun terjadi penurunan angka stunting tidak lantas menjadikan Kota Bandung terbebas dari permasalahan stunting. Ia mengajak seluruh perangkat daerah agar terus aktif dalam upaya pencegahan stunting sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

“Saya juga meminta camat dan lurah untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dengan memanfaatkan potensi yang ada, serta menjadikan isu stunting dan ODF sebagai prioritas di wilayahnya masing-masing, sehingga kita bisa menuntaskan permasalahan stunting di Kota Bandung,” jelasnya.

Dalam rangka mencapai Zero New Stunting (nol kejadian baru stunting) Kota Bandung menerapkan 8 Aksi Konvergensi Cegah Stunting yang terdiri atas kolaborasi berbagai pihak.

Aksi 1: Analisis situasi

Aksi 2: Rencana kegiatan

Aksi 3: Rembuk stunting

Aksi 4: Peraturan bupati/wali kota tentang peran daerah

Aksi 5: Pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM)

Aksi 6: Sistem manajemen data

Aksi 7: Pengukuran dan publikasi stunting

Aksi 8: Reviu stunting tahunan

(Humas Dinas Kesehatan Kota Bandung)

]]>
Sayembara Lomba Video “Peduli Cegah Stunting” https://dinkes.pafikabbandungbarat.id/sayembara-video-2021/ Mon, 23 Aug 2021 09:23:02 +0000 https://dinkes.pafikabbandungbarat.id/?p=2886 PENGUMUMAN SAYEMBARA LOMBA VIDEO (PROMOSI KESEHATAN) DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2021

Dinas Kesehatan Kota Bandung yang beralamat di Jalan Supratman No.73 menyelenggarakan “Sayembara Lomba Video (Promosi Kesehatan)” dengan Tema: Peduli Cegah Stunting. Sayembara ini untuk seluruh warga Negara Indonesia dan terbuka untuk umum dimana peserta diharapkan dapat menggambarkan pemahaman mengenai pencegahan Stunting di masyarakat, dengan hadiah total senilai Rp. 37.000.000,-.

Target Peserta

Seluruh Warga Negara Indonesia dan terbuka untuk umum dimana peserta diharapkan dapat menggambarkan pemahaman mengenai pencegahan stunting di masyarakat.

Sub Tema
  • Cukup Gizi, Cegah Stunting
  • Perbaiki Sanitasi, Cegah Stunting
  • Tidak Merokok, Cegah Stunting
Timeline
Tahap KegiatanTanggal Kegiatan
Pengumuman30 Agustus – 7 September 2021
Pendaftaran dan Unduh DokumenPaling lambat 30 September 2021
Submit / Pengiriman VideoPaling lambat 30 September 2021
Pengumuman Pemenang7 Oktober 2021

Formulir Pendaftaran Peserta, Pakta Integritas, Surat Pernyataan Tanggung jawab Atas Video, Lembar Informasi Video Peserta, Dokumen Sayembara yang meliputi: Ketentuan Umum, Ketentuan Lomba, Pembatalan/Diskualifikasi Pemenang dapat diunduh pada link berikut:

]]>
Kualitas Remaja Jadi Kunci Cegah Stunting https://dinkes.pafikabbandungbarat.id/kesehatan-keluarga-dan-gizi/ Wed, 18 Nov 2020 04:02:00 +0000 https://dinkes.pafikabbandungbarat.id/?p=2352 Kualitas kesehatan remaja menjadi kunci dalam mencegah stunting. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita pada Gebyar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Stunting dengan Penggerakkan Pelaksanaan Intervensi Spesifik dan Sensitif, Senin (16/11/2020).
“Stunting ini permasalahan yang tidak bisa selesai dengan satu cara, melainkan harus diselesaikan dari segala tingkatan, terutama dengan meningkatkan kualitas remaja putri yang kelak akan melahirkan generasi selanjutnya,” jelas Rita.
Ia menyebutkan bahwa angka stunting di Kota Bandung masih tinggi. Hasil data Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017 angka stunting di Kota Bandung sebesar 25,8% lalu turun ke angka 21,74% berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar. Namun, angka ini kembali naik menjadi 28,12% di tahun 2019 berdasarkan Survei Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI).
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita karena kekurangan gizi kronis pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Hal ini salah satunya disebabkan oleh kualitas kesehatan anak-anak dan remaja yang kurang mendapatkan asupan gizi seimbang juga remaja putri yang mengalami anemia karena kekurangan zat besi.
“Sekarang banyak makanan kekinian tinggi gula dan lemak, tapi rendah serat dan ini disukai anak-anak dan remaja, padahal makanan tersebut dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko Penyakit Tidak Menular (PTM),” tambah Rita.
Ia menyebutkan, pencegahan masalah gizi pada anak usia remaja bisa dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat dan makan makanan bergizi seimbang. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan intervensi gizi spesifik dan sensitif oleh seluruh pihak terkait agar para remaja yang kelak akan menjadi orang tua dapat menghasilkan generasi yang unggul dan sehat.
“Kami punya program REMBULAN (Remaja Bandung Unggul Tanpa Anemia) yang mengajak remaja putri mengonsumsi tablet tambah darah secara rutin. Dalam program ini kami bentuk juga kader REMBULAN yang dibekali ilmu tentang penting nya tablet tambah darah agar remaja putri semakin paham pentingnya mencukupi asupan zat besi dalam tablet tambah darah serta bisa mengajak teman-teman sebayanya untuk mengonsumsi tablet tambah darah,” paparnya.
Rita juga mengajak agar para remaja dapat menerapkan empat pilar gizi seimbang, yakni mengonsumsi aneka ragam pangan, membiasakan berperilaku hidup bersih dan sehat, melakukan aktivitas fisik, serta memantau berat badan secara teratur.
Selaras dengan Rita, Ketua Indonesia Sport Nutrisionist Association (ISNA), Rita Ramayulis menekankan bahwa para remaja tidak perlu khawatir dengan bentuk tubuhnya dan sebaiknya berfokus untuk memaksimalkan tinggi badan dengan asupan gizi seimbang.
“Saya mengerti, anak remaja punya kekhawatiran akan bentuk tubuhnya. Remaja putri khawatir tubuhnya gemuk sehingga banyak yang melakukan diet ekstrim, sedangkan remaja laki-laki kebanyakan ingin terlihat berotot jadi mereka berlatih mengangkat beban. Padahal tidak perlu, maksimalkan dulu asupan gizinya supaya bisa mencapai tinggi maksimal,” jelas Rita.
Ia juga berharap agar para remaja lebih memperhatikan asupan gizi mereka agar kelak dapat melahirkan generasi yang bebas stunting.
Selain melalui intervensi gizi, pencegahan stunting juga dapat dilakukan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Hal ini disampaikan Kasie Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinkes Kota Bandung, Ni Luh Widya.
“STBM bisa dicapai dengan menerapkan 5 pilar perubahan perilaku higienis, yaitu tidak buang air besar sembarangan (saluran pembuangan akhir jamban tidak ke sungai/selokan), mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, mengolah air minum dan makanan yang aman mengolah sampah dengan benar, dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman,” jelasnya.
(Humas Dinas Kesehatan Kota Bandung)

]]>
Tekan Angka Stunting, Kader Gizi Bentuk FORKAGI https://dinkes.pafikabbandungbarat.id/tekan-angka-stunting-kader-gizi-bentuk-forkagi/ Wed, 23 May 2018 01:36:33 +0000 http://localhost/wordpress/?p=947
 
Kader gizi se-Kota Bandung kini memiliki Forum Komunikasi Kader Gizi (FORKAGI) yang telah diresmikan oleh Pejabat sementara (Pjs) Walikota Bandung, M. Solihin, Selasa (22/05) lalu di Aula Poltekkes Kemenkes RI, Jalan Padjadjaran Bandung. Forum ini terdiri atas para kader gizi se-Kota Bandung, tenaga pelaksana program gizi puskesmas, serta perwakilan lintas program dan lintas sektor terkait.
 
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa Kota Bandung masuk dalam zona kuning untuk kota yang warganya mengalami kekurangan gizi. Hal ini menyebabkan warga Kota Bandung mengalami stunting atau pertumbuhan yang terbatas akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Terkait hal tersebut, para kader gizi yang ikut dalam pertemuan gizi pada Desember tahun 2017 lalu berinisiasi membentuk FORKAGI yang salah satunya bertujuan untuk menurunkan angka stunting dan secara umum memperbaiki kondisi gizi warga Kota Bandung.
 
“Kondisi gizi kronis (stunting) di Kota Bandung ada di angka 25,8% maka kita harus lebih memperhatikan kondisi ini. Kami sangat mengapresiasi baik adanya wadah ini karena dapat bekerja sama dengan kami untuk menanggulangi status gizi di Kota Bandung dan membantu program pemerintah,” kata Kepala Dinkes Kota Bandung, Rita Verita.
 
Pemerintah melalui Dinkes Kota Bandung secara konsisten sudah melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas gizi warganya, di antaranya pemberian vitamin A untuk bayi dan balita, pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil, pemberian makanan tambahan untuk balita kurus, dan ibu hamil yang kekurangan energi dan kalori. Meski demikian, tingkat stunting di Kota Bandung masih tergolong tinggi. Oleh sebab itu, perlu dukungan para kader gizi untuk mengajak dan mengedukasi warga agar makan makanan yang memenuhi asupan gizi sehari-hari.
 
“Kami berharap agar forum ini tidak hanya dibentuk lalu diam, tapi terus bergerak bersama-sama supaya bisa mencegah anak-anak kita terkena stunting sehingga bisa menjadi generasi penerus bagi bangsa ini,” tambah Rita.
 
Hal senada juga diutarakan M. Solihin yang pada pidatonya dalam membuka sekaligus mengukuhkan struktur kepengurusan FORKAGI Kota Bandung. Solihin menilai bahwa forum seperti ini harus diapresiasi oleh semua pihak, terutama oleh pemerintah. Ia juga menyebutkan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menganggap FORKAGI sebagai mitra serta mendukung aktivitasnya.
 
“Perbaikan gizi di masyarakat tidak lepas dari peran warga. Orang yang menjadi kader kesehatan ia juga menjadi promotor kesehatan. Mereka adalah bagian dari pembangunan nasional,” kata Solihin.
 
Solihin menjelaskan Pemkot Bandung memiliki keterbatasan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Oleh sebab itu, FORKAGI bisa menjadi perpanjangan tangan program pemerintah dalam memperbaiki status gizi warga Kota Bandung.
 
“Kami sangat mengandalkan apa yang dilakukan para kader. Tidak hanya kader gizi, tapi juga kader PKK, dharma wanita, dan berbagai kader organisasi yang membantu masyarakat,” pungkasnya.
 
(Humas Dinas Kesehatan Kota Bandung)

]]>